Pengangguran Merajalela, Industri Mau Apa?

Sudah bukan barang baru, pengangguran kian hari semakin tumbuh mengakar kebawah, dan menumpuk bagai daki sepanjang tahun ini. Pengangguran merajalela disebabkan banyak faktor, yang salah satunya: Industri Indonesia. Pertumbuhan industri di Indonesia lebur dan merosot. Bukan ke atas tapi ke bawah, alias Anjlok.

Entah apa yang dilakukan pemerintah saat ini. Tapi yang pasti, rakyat makin sesak dan pengangguran makin berlimpah. Rupanya, dengan kayanya Indonesia akan hasil bumi, tidak bisa tuuh menyejahterakan rakyatnya. Hasil bumi diambil, hasilnya entah kemana. Miris?

Masa Peralihan Industri

Perkembangan industri yang pesat, terutama dengan masuknya era Industri 4.0, membawa banyak perubahan dalam dunia kerja. Otomatisasi dan digitalisasi menjadi kunci utama dalam proses produksi, sehingga memicu pergeseran kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berakibat pada munculnya fenomena pengangguran karena masa peralihan industri.

Tenaga kerja dengan keterampilan tradisional yang tidak lagi dibutuhkan oleh industri yang terotomasi mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan baru. Ini jelas sekali. Karena kurangnya akses terhadap pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri 4.0 membuat para pencari kerja tidak siap untuk memasuki pasar kerja yang baru.

Jika pengangguran banyak, tentu banyak juga masalahnya. Ini semua saling terkait.

Ketergantungan pada Bahan Baku Impor

Ketergantungan pada bahan baku impor merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh industri di Indonesia. Hal ini membuat industri rentan terhadap gejolak harga bahan baku global dan nilai tukar mata uang, serta berakibat pada beberapa dampak negatif, misalnya Meningkatnya biaya produksi.

Biaya produksi industri yang menggunakan bahan baku impor akan meningkat ketika harga bahan baku di pasar global naik atau nilai tukar mata uang Rupiah melemah. Hal ini dapat membuat produk industri Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar global.

Tentu akan menciptakan Gangguan pasokan. Gangguan pasokan bahan baku impor dapat menyebabkan terhambatnya proses produksi dan berakibat pada kerugian bagi industri. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti bencana alam, konflik politik, atau hambatan perdagangan.

Akibatnya terjadi Ketidakstabilan ekonomi. Ketergantungan pada bahan baku impor dapat membuat ekonomi Indonesia menjadi tidak stabil. Ketika harga bahan baku impor naik, hal ini dapat menyebabkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonom.

Infrastruktur yang Lemah

Ngomongin soal infrastruktur tidak akan ada habisnya. Semua butuh dan semua mau. Karena ada cuannya. Jujur saja pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak merata. Masih banyak infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan listrik di Indonesia masih belum memadai untuk mendukung kelancaran aktivitas industri. Hal ini menyebabkan inefisiensi dan meningkatkan biaya produksi. Alih-alih semua orang mengatakan “Tidak ada anggaran” semua jadi bisa ditangkis dengan tamfaan.

Membangun infrastruktur dengan cepat di Indonesia merupakan langkah krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, hal ini bukan tanpa tantangan. Pemerintah perlu mencari sumber pendanaan alternatif di luar APBN, seperti dari sektor swasta, lembaga keuangan internasional, dan filantropi.

Menyederhanakan proses perizinan dengan mengurangi langkah-langkah yang tidak perlu dan memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat prosesnya. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan memberikan kepastian hukum dan regulasi yang jelas bagi investor swasta lokal.

Birokrasi dan Kebijakan

Proses perizinan usaha dan investasi di Indonesia masih terbilang rumit dan memakan waktu. Hal ini menjadi hambatan bagi investor untuk masuk ke Indonesia dan mengembangkan industrinya. Kebijakan industri di Indonesia masih belum konsisten dan kurang berpihak pada pelaku usaha. Hal ini membuat industri sulit untuk berkembang dan berinovasi.

Birokrasi yang berbelit-belit merupakan salah satu kebijakan di Indonesia yang dapat menghambat pertumbuhan industri. Dengan menyederhanakan proses perizinan usaha, meninjau dan menyelaraskan regulasi, dan memperkuat penegakan hukum, pemerintah dapat menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan mendorong pertumbuhan industri di Indonesia.

Keterampilan Rendah Dan Pendidikan Mahal

Keterampilan tenaga kerja di Indonesia masih belum sesuai dengan kebutuhan industri modern. Hal ini menyebabkan produktivitas rendah dan daya saing industri yang lemah. Meskipun tingkat literasi di Indonesia terus meningkat, namun masih banyak orang yang memiliki keterampilan yang rendah.

Biaya pendidikan di Indonesia, terutama di jenjang pendidikan tinggi, terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membuat banyak orang, terutama dari keluarga kurang mampu, kesulitan untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan seolah-olah ingin memeras peserta didik demi satu alasan “Ini kebijakan atasan”.

Kalah politik mahasiswa ditekan. Edane!!

Persaingan Global yang Ketat

Persaingan global yang semakin ketat menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh industri di Indonesia. Di era globalisasi ini, produk dan jasa dari berbagai negara dapat dengan mudah masuk ke pasar Indonesia. Hal ini membuat industri Indonesia harus bersaing dengan industri dari negara lain yang mungkin memiliki keunggulan dalam hal teknologi, modal, dan sumber daya manusia.

Persaingan yang ketat dapat menyebabkan tekanan harga, di mana industri harus menurunkan harga produknya agar dapat bersaing. Hal ini dapat berakibat pada penurunan keuntungan dan bahkan kerugian bagi industri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Perusahaan Komoditi di Papua Barat

Air Mineral Kemasan Semakin Menjanjikan. Siapa Yang Di Untungkan?

Ada Apa Dengan Industri Elektronika dan Telematika di Dunia Saat Ini. Sebuah Gambaran Dari Masyarakat Pengguna